Penulis : Nia Amelia (Universitas Pamulang Program Studi Sastra Indonesia)
portalbersama.com – Tangerang Selatan, 30 Januari 2024 – Dunia sastra Indonesia telah diberkati dengan kehadiran seorang pujangga kondang, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, yang lahir pada tahun 1940 di Surakarta. Beliau bukan hanya seorang penyair ulung, tetapi juga seorang pengajar yang memberikan kontribusi besar dalam dunia sastra Indonesia. Melalui karyanya yang memikat, Sapardi Djoko Damono telah mengenalkan masyarakat pada estetika sastra yang kaya dan mendalam.
Gaya penulisan Sapardi Djoko Damono sangat khas, menggabungkan kesederhanaan dengan keindahan estetika. Karya-karyanya telah diterima dengan baik oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan, menjadikan namanya tetap dikenang dan dihormati dalam dunia sastra.
Salah satu karya Sapardi Djoko Damono yang mencuri perhatian adalah “Hujan Bulan Juni.” Dalam puisi ini, beliau berhasil menggambarkan keindahan dan kearifan hujan bulan Juni dengan kata-kata yang sederhana namun penuh makna.
“Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Pada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu”
Puisi ini mencerminkan kepekaan Sapardi Djoko Damono terhadap keindahan alam dan kemampuannya untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah lukisan kata yang memikat.
Sapardi Djoko Damono juga telah memberikan sumbangsih besar dalam perkembangan musik Indonesia. Jason Ranti, seorang musisi terkenal, bahkan mengabadikan rasa kagumnya kepada Sapardi Djoko Damono dalam sebuah lagu yang masih populer hingga saat ini. Dengan lirik yang menyentuh, lagu tersebut menciptakan atmosfer kekaguman terhadap sosok Sapardi Djoko Damono.
Sebagai seorang penyair dan intelektual, Sapardi Djoko Damono tidak hanya menciptakan karya-karya yang timeless tetapi juga membawa estetika sastra Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Kehadirannya terus memberikan inspirasi bagi generasi muda dan menegaskan bahwa keindahan dapat ditemukan dalam kesederhanaan.
Sebagai penutup, sepenggal lirik populer dari lagu Jason Ranti yang terus menggema di antara para penggemar:
“Aku tak ingin menangis
Menerka gerimis
Di sepanjang lorong itu
Aku tak punya nyali
Oh pak Sapardi kuingin ngopi
Dengan sederhana
Di bulan Juni”