Penulis : Rusli Kurniawan, M. Hadi Purnomo, Daniswara rabbany, Gibran Thoriq
portalbersama.com – Tangerang Selatan, 10 Oktober 2024 – Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, cara masyarakat dalam melakukan transaksi pun ikut mengalami perubahan. Salah satu inovasi terbaru dalam metode pembayaran adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Namun, di balik kepraktisan dan kemudahan yang ditawarkan QRIS, terdapat beberapa ancaman serius yang perlu diwaspadai oleh masyarakat. Seperti teknologi lainnya, risiko keamanan dan potensi penipuan dapat mengintai pengguna yang kurang waspada. Artikel ini akan mengulas beberapa ancaman utama yang perlu dipahami terkait penggunaan QRIS, serta memberikan upaya pencegahan yang bisa diambil untuk menghindari risiko tersebut.
1. Risiko Keamanan Data Pribadi
Penggunaan QRIS membutuhkan akses ke data pribadi pengguna, seperti nomor telepon, detail rekening bank, hingga informasi terkait aplikasi pembayaran yang digunakan. Jika tidak dikelola dengan baik, data-data ini rentan terhadap penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
2. Modus Penipuan dengan QRIS Palsu
Salah satu modus penipuan yang mulai berkembang adalah penggunaan QRIS palsu. Dalam modus ini, penipu memasang kode QRIS palsu di lokasi-lokasi strategis atau menyebarkannya melalui media online. Konsumen yang kurang teliti akan langsung memindai dan melakukan pembayaran tanpa menyadari bahwa dana masuk ke rekening penipu.
3. Ketergantungan pada Jaringan Internet
QRIS mengandalkan jaringan internet untuk bisa berfungsi. Ketergantungan pada konektivitas ini menjadi tantangan, terutama di daerah-daerah dengan infrastruktur internet yang belum memadai.
4. Kekhawatiran terhadap Transparansi Biaya Transaksi
Beberapa pengguna mungkin merasa kurang transparan terkait biaya yang dikenakan dalam transaksi menggunakan QRIS. Terkadang, ada biaya tambahan yang dibebankan kepada konsumen tanpa mereka sadari.
5. Kurangnya Literasi Keuangan Digital
Tidak semua lapisan masyarakat Indonesia memiliki literasi keuangan digital yang memadai. Banyak orang yang mungkin tidak paham dengan teknologi pembayaran non-tunai ini dan rentan menjadi korban penipuan.
Upaya Pencegahan untuk Pengguna dan Penyedia Layanan
Untuk mencegah berbagai ancaman yang menyertai kemudahan yang ditawarkan oleh QRIS, baik pengguna maupun penyedia layanan perlu mengambil sejumlah langkah pencegahan berikut:
1. Pencegahan terhadap Risiko Keamanan Data Pribadi
– Perkuat Keamanan Aplikasi: Gunakan aplikasi pembayaran yang memiliki sistem keamanan berlapis, seperti autentikasi dua faktor (2FA) atau verifikasi biometrik (sidik jari atau pemindai wajah).
– Perbarui Aplikasi Secara Berkala: Pastikan aplikasi pembayaran yang digunakan selalu diperbarui ke versi terbaru. Pembaruan biasanya menyertakan perbaikan keamanan untuk melindungi data pengguna dari ancaman baru.
– Gunakan Kata Sandi yang Kuat: Hindari menggunakan kata sandi yang mudah ditebak, dan ubah kata sandi secara berkala untuk menjaga keamanan akun.
2. Pencegahan terhadap Penipuan QRIS Palsu
– Periksa Keabsahan QRIS: Selalu pastikan bahwa kode QRIS yang dipindai benar-benar milik pedagang yang sah. Jika ada yang mencurigakan, tanyakan langsung kepada kasir atau petugas terkait.
– Gunakan Aplikasi Resmi: Hindari mengunduh aplikasi pembayaran dari sumber yang tidak resmi. Selalu gunakan aplikasi resmi dari penyedia layanan yang terpercaya. – Waspada Terhadap Promosi Online: Hindari memindai kode QR yang tersebar di media sosial atau pesan instan tanpa verifikasi. Selalu periksa ulang sumber kode QR tersebut.
3. Pencegahan terhadap Ketergantungan pada Jaringan Internet
– Gunakan Jaringan yang Aman: Hindari melakukan transaksi melalui jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman. Jika memungkinkan, gunakan data seluler pribadi atau jaringan yang terpercaya.
– Pastikan Koneksi Stabil: Sebelum memulai transaksi, pastikan koneksi internet stabil dan kuat. Hal ini untuk mencegah gangguan dalam proses pembayaran.
4. Pencegahan terhadap Transparansi Biaya Transaksi
– Baca Kebijakan Biaya dengan Teliti: Sebelum menggunakan aplikasi pembayaran, pastikan untuk membaca ketentuan biaya yang berlaku. Jangan ragu untuk bertanya kepada pedagang jika ada biaya tambahan yang tidak jelas.
– Gunakan Aplikasi yang Transparan: Pilih aplikasi pembayaran yang menyediakan informasi jelas mengenai biaya transaksi di awal proses pembayaran.
5. Pencegahan terhadap Kurangnya Literasi Keuangan Digital
– Sosialisasi dan Edukasi: Pemerintah dan lembaga keuangan harus aktif mengadakan sosialisasi mengenai penggunaan QRIS, terutama di daerah-daerah yang masih rendah literasi keuangan digitalnya.
– Pendidikan Literasi Digital: Pengguna diharapkan terus memperbarui pengetahuan mereka tentang cara-cara aman menggunakan teknologi keuangan. Ikuti pelatihan atau seminar online tentang keamanan digital yang disediakan oleh berbagai institusi.