Sosialisasi Bahaya dan Dampak Bullying di MAN 1 Tangerang Selatan: Membangun Lingkungan Sekolah yang Aman

portalbersama.com – Tangerang Selatan, 25 Juni 2024 — Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang (Unpam) yang beranggotakan Muhammad Ibnu Shaleh, Alvian Adji Nugroho, Muhammad Fadhiil Ramdhan, Moh. Su’odi, Faisal Robet Nababan mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di MAN 1 Tangerang Selatan pada tanggal 13-15 Mei 2024. Acara ini dihadiri oleh siswa-siswi MAN 1 Tangerang Selatan serta Kepala Sekolah, Bapak H.Ulik Widiantoro, S.Pd., M.Pd. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan bahaya dan dampak bullying yang marak terjadi di lingkungan sekolah.

Acara dibuka dengan sambutan Bapak Fariz Rifqi Hasbi, S.H., M.H., selaku Ketua Pengusul Pengabdian Kepada Masyarakat. Dalam sambutannya, ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam pelaksanaan PKM ini. “Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada MAN 1 Tangerang Selatan khususnya kepada Bapak H.Ulik Widiantoro, S.Pd., M.Pd serta jajarannya yang sudah mengizinkan dan membantu terlaksananya acara ini. Semoga acara ini dapat bermanfaat untuk siswa-siswi MAN 1 Tangerang Selatan,” ujarnya.

Bapak H.Ulik Widiantoro, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah, juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Fakultas Hukum Universitas Pamulang atas penyelenggaraan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. “Semoga dengan terselenggaranya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat bermanfaat khususnya untuk masyarakat Kelurahan Kademangan,” ucapnya.

Dokumentasi Sesi Sambutan Dari Dosen Pembimbing dan Kepala Sekolah
Foto : Faisal ROBET Nababan for portalbersama.com

Kegiatan dimulai pada pukul 08.30 pagi dengan sambutan dari dosen pembimbing dan kepala sekolah. Selanjutnya, kelompok mahasiswa yang diwakili oleh Muhammad Ibnu Shaleh, Alvian Adji Nugroho, Muhammad Fadhiil Ramdhan, Moh. Su’odi, dan Faisal Robet Nababan memberikan pemaparan materi mengenai sosialisasi bahaya dan dampak bullying yang marak terjadi di lingkungan sekolah.

Bullying telah menjadi permasalahan serius di lingkungan pendidikan, termasuk di sekolah menengah. Fenomena ini semakin memprihatinkan dan berdampak negatif bagi perkembangan psikologis siswa. Bullying dapat didefinisikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan secara berulang oleh seseorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut (Olweus, 1993).

Berdasarkan data KPAI, sepanjang Januari hingga April 2019 terdapat 37 kasus bullying di sekolah. Kasus tersebut terdiri dari 25 kasus di jenjang SD, 5 kasus di SMP, dan 7 kasus di SMA. Dampak bullying sangat serius, meliputi depresi, kecemasan, penurunan prestasi akademik, hingga keinginan bunuh diri pada korban. Sementara bagi pelaku, bullying dapat mengarah pada perilaku kriminal di masa depan jika tidak ditangani dengan tepat.

Kegiatan sosialisasi bahaya dan dampak bullying di MAN 1 Tangerang Selatan telah dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan respon positif dari peserta. Berikut adalah hasil dan pembahasan dari kegiatan tersebut:

  1. Pemahaman Peserta tentang Bullying
    Pada awal kegiatan, dilakukan pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta mengenai bullying. Hasil pre-test menunjukkan bahwa hanya 45% peserta yang dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk bullying dengan tepat. Setelah pemaparan materi dan diskusi interaktif, dilakukan post-test yang menunjukkan peningkatan signifikan di mana 85% peserta mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk bullying dengan benar. Peningkatan pemahaman ini sejalan dengan penelitian Rigby (2017) yang menyatakan bahwa edukasi dan sosialisasi tentang bullying dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa secara signifikan.
  2. Faktor Penyebab Bullying
    Dalam diskusi interaktif, peserta diajak untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya bullying di sekolah. Beberapa faktor yang teridentifikasi antara lain:
    • Faktor individu: kurangnya empati, kebutuhan untuk mendominasi, pengalaman kekerasan di masa lalu.
    • Faktor keluarga: pola asuh yang kurang tepat, kurangnya kehangatan dalam keluarga.
    • Faktor teman sebaya: tekanan kelompok, kebutuhan untuk diterima dalam kelompok.
    • Faktor sekolah: iklim sekolah yang kurang positif, kurangnya pengawasan dari guru.
  3. Strategi Pencegahan dan Penanganan Bullying
    Beberapa strategi yang dibahas antara lain:
    • Penguatan karakter dan keterampilan sosial-emosional siswa.
    • Pembentukan sistem pelaporan yang aman dan terpercaya.
    • Pemberdayaan bystander untuk berani melaporkan dan menghentikan bullying.
    • Penerapan konsekuensi yang jelas dan konsisten bagi pelaku bullying.
    • Pembentukan program mentoring sebaya.
    • Peningkatan pengawasan di area-area rawan bullying.
    • Pelibatan orang tua dan masyarakat dalam upaya anti-bullying.
Dokumentasi Sesi Pemberian Hadiah Kepada Siswa
Foto : Faisal ROBET Nababan for portalbersama.com

Kegiatan sosialisasi tentang bahaya dan dampak bullying di MAN 1 Tangerang Selatan telah berlangsung dengan sukses. Melalui program ini, siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai berbagai bentuk bullying, baik fisik, verbal, maupun siber. Mereka juga memperoleh wawasan tentang dampak negatif bullying, tidak hanya pada korban tetapi juga pada pelaku dan saksi. Sosialisasi ini telah meningkatkan kesadaran siswa untuk mencegah dan menghentikan perilaku bullying di sekolah.

Lebih dari sekadar peningkatan pemahaman, kegiatan ini juga memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan harmonis. Para siswa diharapkan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi agen perubahan yang dapat mendeteksi dan melaporkan insiden bullying, serta mendukung teman-teman mereka yang mungkin menjadi korban.

Kegiatan sosialisasi ini membuktikan bahwa pendidikan dan penyadaran adalah kunci dalam upaya pencegahan bullying dan diharapkan MAN 1 Tangerang Selatan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar bebas dari bullying. Upaya ini tidak hanya akan meningkatkan kenyamanan dan keamanan siswa, tetapi juga mendukung perkembangan mereka secara optimal. Pendidikan yang aman dan kondusif akan mendorong siswa untuk mencapai prestasi akademik yang lebih baik dan berkembang menjadi individu yang berkarakter positif.