Kredivo: Inovasi Finansial Digital Bagi Gen Milenial dan Gen z

Oleh Nazwa Alfira

Perkembangan pesat teknologi finansial (FinTech) telah menjadi fenomena yang tidak terelakkan dalam lanskap ekonomi digital Indonesia. Salah satu inovasi paling transformatif adalah layanan Buy Now Pay Later (BNPL), yang dipelopori oleh platform seperti Kredivo. Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) ini menawarkan janji manis kemudahan kredit digital tanpa ribet. Namun, di balik kenyamanan yang ditawarkan, timbul pertanyaan: seberapa besar peran Kredivo dalam membentuk budaya konsumtif yang kian masif, terutama di dua generasi digital utama, Milenial dan Gen Z?

Saat Teknologi Finansial Menggeser Batas antara Kebutuhan dan Keinginan

Milenial dan Gen Z kini banyak terjerat dalam pusaran utang pinjaman online akibat gaya hidup konsumtif dan kemudahan akses fintech.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kontrak pengguna PayLater secara keseluruhan di Indonesia tumbuh signifikan sebesar 33,25% (year-on-year/yoy) hingga Mei 2023, dengan total mencapai 72,88 juta kontrak. Sejalan dengan itu, riset Kredivo dan Katadata Insight Center (2024) menunjukkan persentase konsumen yang mengadopsi PayLater dalam survei meningkat 64,3% secara yoy dalam kurun waktu satu tahun terakhir, menegaskan bahwa fasilitas ini kian meresap ke masyarakat. Sebagai perinciannya Generasi Z: 26,5%, Milenial: 43,9%, dan total gabungan dari kedua generasi tersebut adalah 70,4%. Kedua generasi ini cenderung impulsif dan didorong oleh faktor eksternal, seperti tren viral, tekanan sosial, dan kekhawatiran tertinggal (FOMO). Bagi mereka, membeli barang bukan hanya soal fungsi, tetapi juga soal validasi sosial dan ekspresi diri. Kredivo hadir tepat di persimpangan kebutuhan psikologis ini, memberikan solusi instan untuk memuaskan hasrat konsumsi tersebut.

Menariknya, kecenderungan pembelian juga bervariasi. Walaupun sama-sama pengguna, Gen Milenial dilaporkan lebih sering menggunakan paylater untuk membeli gadget yang mahal cerminan kebutuhan mereka akan alat penunjang produktivitas sekaligus gaya hidup. Sebaliknya, Gen Z yang masih sangat terikat pada tren visual dan media sosial, lebih memilih paylater untuk membeli fashion dan aksesoris. Baik gadget maupun pakaian, mayoritas pembelian ini berakar pada keinginan, bukan kebutuhan mendesak. Kredivo menjadi alat yang mempermudah pemenuhan standar hidup yang tinggi, yang sayangnya, seringkali tidak sejalan dengan pendapatan atau kemampuan menabung mereka.

Ketika Kebebasan Finansial Berubah Jadi Ketergantungan

Fenomena BNPL Kredivo ini menghadirkan dilema besar di tengah rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan anak muda. Kemudahan berutang yang berulang tanpa perencanaan yang matang dapat menumpuk kewajiban, yang berujung pada risiko terlilit utang (over-indebtedness). Jika tidak dikelola dengan bijak, dana yang seharusnya disisihkan untuk tabungan jangka panjang, dana darurat, atau investasi, harus dialihkan untuk membayar cicilan pokok, bunga, dan denda. Hal ini tentu menghambat tercapainya kemandirian finansial dan justru menciptakan ketergantungan pada utang konsumtif di usia produktif. Kredivo dan layanan BNPL lainnya adalah inovasi yang tak terhindarkan dan memiliki potensi besar untuk inklusi keuangan. Namun, ia tidak datang tanpa risiko, terutama karena perannya yang kuat sebagai pendorong budaya konsumtif di kalangan Milenial dan Gen Z. Perlu ada perubahan fundamental: dari mengejar gaya hidup konsumtif yang dipamerkan di media sosial, menjadi gaya hidup finansial yang cerdas dan berorientasi pada tujuan jangka panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Portal Bersama
Hallo Kakak!