MENGENAL METODE WATERFALL: LANGKAH-LANGKAH DAN EVALUASI

Oleh Eidelina Alicha Agusti – Universitas Pamulang

portalbersama.com – 01 Desember 2023 – Metode Waterfall menjadi salah satu pendekatan terkemuka dalam pengelolaan proyek yang bersifat linier dan sekuensial. Sebagai pendekatan yang terstruktur, Waterfall menggambarkan siklus hidup pengembangan perangkat lunak yang terorganisir, di mana setiap fase harus diselesaikan sebelum memasuki fase berikutnya. Penggunaan metode ini umumnya diterapkan pada pengembangan perangkat lunak dan sistem informasi. Berikut adalah gambaran langkah-langkah umum dalam model Waterfall:

Langkah-langkah Metode Waterfall

  1. Pengumpulan Persyaratan (Requirements):
    Fase ini melibatkan pengumpulan dan dokumentasi persyaratan proyek dari semua pemangku kepentingan yang terlibat. Persyaratan proyek harus jelas, terukur, dan dapat diverifikasi.
  2. Analisis (System Design):
    Persyaratan yang telah dikumpulkan dianalisis untuk merancang sistem yang akan memenuhi kebutuhan tersebut. Desain sistem mencakup struktur umum, antarmuka, dan komponen utama.
  3. Implementasi (Implementation or Coding):
    Berdasarkan desain sistem, tim mulai mengimplementasikan kode sumber untuk menghasilkan produk perangkat lunak. Fase ini melibatkan pemrograman dan pengujian unit.
  4. Pengujian (Testing):
    Produk perangkat lunak diuji untuk memastikan bahwa setiap bagian bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dapat melibatkan pengujian unit, pengujian integrasi, pengujian sistem, dan pengujian penerimaan pengguna.
  5. Implementasi (Deployment):
    Setelah produk telah diuji dan disetujui, itu diimplementasikan secara penuh di lingkungan produksi atau dirilis ke pengguna akhir.
  6. Pemeliharaan (Maintenance):
    Fase pemeliharaan dimulai setelah produk diluncurkan. Ini melibatkan perbaikan bug, peningkatan fungsionalitas, dan penanganan masalah yang mungkin muncul.
Ilustrasi Metode Waterfall
Foto : Eidelina Alicha Agusti for portalbersama.com

Kelebihan Metode Waterfall

  1. Struktur yang Terorganisir:
    Metode Waterfall memiliki struktur yang terorganisir, memudahkan pemahaman dan pengelolaan proyek secara keseluruhan.
  2. Dokumentasi yang Kuat:
    Setiap fase memiliki dokumentasi yang kuat, termasuk persyaratan, desain, dan dokumen lainnya, memudahkan pemahaman dan transisi antar fase.
  3. Jelas dan Sederhana:
    Model ini sederhana dan mudah dimengerti, dengan setiap fase memiliki tujuannya sendiri dan urutannya yang logis.
  4. Mudah Dikelola:
    Karena sifatnya yang linear, proyek dapat lebih mudah dikelola dalam hal perencanaan dan pelaksanaan.
  5. Keputusan yang Dapat Ditebak:
    Karena persyaratan didefinisikan dengan jelas di awal, keputusan pengembangan dapat diprediksi lebih awal dalam siklus proyek.

Kekurangan Metode Waterfall

  1. Kurang Fleksibilitas Terhadap Perubahan:
    Metode ini kurang responsif terhadap perubahan persyaratan yang mungkin muncul selama pengembangan.
  2. Tidak Sesuai untuk Proyek yang Kompleks atau Panjang:
    Proyek yang kompleks atau membutuhkan waktu lama mungkin tidak sesuai dengan model Waterfall karena kurangnya umpan balik selama tahap-tahap awal.
  3. Kesulitan Mengakomodasi Perubahan:
    Jika ada perubahan pada persyaratan di tengah jalan, itu bisa sulit dan mahal untuk diimplementasikan.
  4. Umpan Balik yang Terlambat:
    Umpan balik dari pengguna dan pemangku kepentingan lainnya terlambat muncul karena umpan balik umumnya diperoleh setelah produk selesai.
  5. Risiko Proyek yang Tinggi:
    Risiko proyek yang tinggi karena perubahan yang tidak terduga sulit diatasi setelah fase tertentu dimulai.

Penutup

Penting untuk diingat bahwa kelebihan dan kekurangan metode Waterfall tergantung pada jenis proyek yang dihadapi dan tingkat ketidakpastian yang terkait dengan persyaratan proyek. Beberapa proyek dengan persyaratan yang stabil dan jelas mungkin menemukan metode Waterfall cocok untuk digunakan, sementara proyek yang lebih kompleks atau dinamis mungkin memerlukan pendekatan yang lebih adaptif seperti metode Agile. Seiring berkembangnya pendekatan pengembangan perangkat lunak, model-model iteratif dan adaptif seperti metode Agile semakin populer.