Nama: Nursakina Harahap, NIM 251012700097
Mata Kuliah: Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Pendidikan, Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan, Universitas Pamulang
Dosen Pengampu: Dr. Herdi Wisman Jaya, S.Pd,. M.H
A. Pendahuluan
Keberadaan sistem informasi dan komunikasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki komponen komponen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya operasi.
Pemerintah Indonesia –melalui kementerian pendidikan nasional– telah merespon bagaimana mengelola teknologi informasi dan komunikasi dengan terbitnya beberapa peraturan yang mengatur hal tersebut, salah satunya adalah peraturam menteri Pendidikan Nasional nomor 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Teknologi Informasi Dan Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Kementerian Agama pun demikian, yaitu dengan adanya beberapa program kegiatan yang diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang bagaimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan untuk mendukung kinerja layanan informasi publik, kelembagaan, pendidikan, dan sebagainya (Kemenag RI, 2016).
Namun, meskipun memiliki berbagai keunggulan, penerapan teknologi informasi dalam pendidikan tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah kesenjangan digital (digital divide) yang masih terjadi di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut data yang disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akses terhadap teknologi informasi di daerah-daerah terpencil masih sangat terbatas akibat kurangnya infrastruktur dan sumber daya manusia yang kompeten.
Selain itu, rendahnya literasi digital di kalangan pendidik juga menjadi kendala signifikan. Seorang guru yang tidak terampil menggunakan teknologi dapat menghambat optimalisasi pembelajaran berbasis teknologi.
B. Pembahasan
Dalam konteks pendidikan, penerapan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada penggunaan perangkat teknologi dalam kelas, tetapi juga melibatkan pengelolaan sistem pendidikan secara keseluruhan. Teknologi ini memungkinkan sekolah untuk mengelola data siswa, guru, kurikulum, serta evaluasi pembelajaran secara lebih sistematis dan terintegrasi.
Dalam pendidikan modern, desain dan manajemen infrastruktur Teknologi Informasi (TI) yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan — memiliki hubungan yang sangat erat sebagai fondasi utama dalam mendukung proses pembelajaran yang efektif, fleksibel, dan inklusif. Infrastruktur TI memungkinkan akses belajar digital yang tidak terbatas oleh waktu dan tempat, sehingga siswa dapat menggunakan perangkat keras seperti komputer dan tablet untuk mengakses sumber belajar yang kaya dan interaktif melalui perangkat lunak edukatif dan platform daring.
Oleh karena itu manajemen yang baik atas infrastruktur ini memastikan kestabilan jaringan dan ketersediaan sumber daya TI, yang memungkinkan guru dan siswa menjalankan pembelajaran hybrid, daring, maupun tatap muka dengan dukungan teknologi. Infrastruktur TI berperan sebagai tulang punggung yang menghubungkan berbagai alat dan aplikasi, sehingga pembelajaran lebih menarik, personal, dan berorientasi pada pengembangan kompetensi abad ke-21 seperti literasi digital, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
Selain itu, infrastruktur TI dalam pendidikan modern juga mendukung manajemen pendidikan secara keseluruhan, seperti pengelolaan data siswa, ujian berbasis komputer, dan pelaporan belajar yang efektif. Dengan demikian, hubungan antara desain dan manajemen infrastruktur TI dengan pendidikan modern adalah sangat fundamental dan menentukan keberhasilan transformasi digital pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi dunia yang semakin terdigitalisasi.
Tenaga pendidik memegang peran penting dalam keberhasilan adopsi teknologi. Mereka harus memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi yang akan digunakan, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, agar dapat menggunakannya secara efektif di dalam kelas. Tenaga pendidik juga perlu bersiap untuk menerapkan metode pengajaran modern seperti pembelajaran berbasis proyek, flipped classroom, dan pembelajaran berbasis game, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Selain itu, pelatihan profesional secara berkala sangat penting bagi tenaga pendidik untuk integrase teknologi dalam pembelajaran. Pelatihan ini harus meliputi pengenalan terhadap alat dan aplikasi terkini, strategi pengajaran yang inovatif, serta pendekatan penilaian yang efektif guna memaksimalkan potensi teknologi.
Tenaga pendidik juga perlu terus meningkatkan keterampilan mereka melalui workshop, seminar, dan kursus online agar tetap sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan peserta didik di era digital (Ayuningtyas et al., 2022). Fasilitas-fasilitas seperti komputer, proyektor, papan tulis interaktif, perpustakaan digital, dan laboratorium komputer berperan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan ketersediaan perangkat-perangkat ini, proses pengajaran dapat menjadi lebih interaktif dan menarik, serta mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar.
C. Penutup
Keseluruhan, keberhasilan desain dan manajemen infrastruktur TI dalam pendidikan modern sangat bergantung pada sinergi dan korelasi positif antara hardware, software, dan jaringan serta perhatian terhadap aspek keamanan, kemudahan akses, dan keandalan sistem. Infrastruktur TI yang terkelola dengan baik akan memberikan dampak besar bagi kemajuan dan efektivitas pendidikan di era digital saat ini.
Ketiga komponen ini memiliki hubungan yang saling terkait dan harus dikelola secara terpadu agar memberikan pengalaman belajar yang efektif, inklusif, dan berkelanjutan. Infrastruktur TI yang baik menjadi pilar bagi implementasi smart education dan smart school, yang memungkinkan proses pembelajaran modern berjalan efisien dan inovatif.
Namun, keberhasilan implementasi juga bergantung pada kesiapan sumber daya manusia, terutama guru, dalam mengoptimalkan teknologi serta pemerataan infrastruktur untuk mengatasi kesenjangan digital. Dengan pengelolaan dan desain yang tepat, infrastruktur TI dapat meningkatkan kualitas pendidikan, memfasilitasi pembelajaran berbasis kompetensi, dan mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan zaman digital.
DAFTAR PUSTAKA
- Rahma, Suci Fadhila., & Fitri Kartiasih. (2024). BPS Kota Sungai Penuh, Jambi, Indonesia , Politeknik Statistika STIS, Jakarta, Indonesia “Pengaruh Infrastruktur Transportasi serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap Ketimpangan Pendidikan di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Indonesia • Volume 13 Number 2, 154-155.
- Muis, Muhammad Aufa dkk. 20224. STAIN Bengkalis, “PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN.” Jurnal Penelitian Ilmiah Multidisiplin Vol 8 No. 12, 77-78.
- Habibah, Putri Tijaniyatul. Dkk. (2023), Manajemen Infrastruktur Teknologi Informasi: Studi Literature, Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trunojoyo Madura, Jurnal Manajemen Kreatif dan Inovasi , Vol.1, No.2 April, 153-154.
- Heriyanto, Handri Santoso, (2025), “Analisa Kesiapan Sekolah dalam Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran” Didaktika: Jurnal Kependidikan, Vol. 14 No. 1 Februari, 224
- Zahratul Idami, Skripsi. “Desain Model Dimensi Infrastruktur Teknologi Informasi Dalam Konsep Smart School”, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalalam, Banda Aceh 2020, 18-19.