Dunia internasional tampaknya mulai menunjukkan pergeseran sikap yang signifikan terhadap nasib Palestina. Setelah Prancis menyuarakan dukungan kuat atas pengakuan negara Palestina, kini giliran Inggris yang memberi sinyal tegas bahwa mereka semakin dekat untuk secara resmi mengakui kemerdekaan Palestina sebagai sebuah negara.
Pernyataan ini datang dari Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, yang menyebut bahwa pengakuan terhadap Palestina bukan lagi sebuah pertanyaan apakah, melainkan kapan. Dalam kunjungannya ke kawasan Timur Tengah pekan ini, Lammy menegaskan bahwa Inggris mendukung solusi dua negara dan sedang mencari “momen diplomatik paling efektif” untuk mewujudkan pengakuan tersebut.
“Kami tidak akan menunggu segalanya sempurna. Pengakuan terhadap Palestina harus menjadi bagian dari upaya serius menuju perdamaian abadi,” ujar Lammy.
Tekanan Internasional dan Peta Dukungan Global
Langkah Inggris ini tak berdiri sendiri. Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang dukungan terhadap kemerdekaan Palestina terus menguat, terutama pasca memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza dan meningkatnya kritik terhadap kebijakan Israel.
Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Slovenia telah lebih dulu mengambil langkah berani mengakui Palestina sebagai negara. Dan kini, dengan Inggris berada di ambang keputusan, tekanan terhadap negara-negara besar lainnya—seperti Jerman dan Amerika Serikat—pun terus meningkat.
Meskipun demikian, pengakuan formal masih memerlukan proses politik dan perhitungan strategis. Inggris, sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, berada dalam posisi unik yang dapat memberi dampak besar secara simbolis dan praktis jika benar-benar mengakui Palestina.
Harapan Baru di Tengah Krisis
Bagi rakyat Palestina, setiap langkah menuju pengakuan adalah secercah harapan di tengah realitas yang gelap. Krisis kemanusiaan di Gaza, pendudukan yang masih berlangsung di Tepi Barat, dan macetnya proses perdamaian membuat pengakuan internasional menjadi penting bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai upaya menekan Israel kembali ke meja perundingan.
Sementara itu, Israel mengecam langkah-langkah pengakuan ini, menyebutnya sebagai penghalang perdamaian dan bentuk dukungan terhadap terorisme. Namun banyak analis menyebut bahwa justru tekanan politik globallah yang bisa mendorong adanya perundingan baru yang lebih setara.
Dunia Bergerak, Akankah Indonesia Menyusul?
Indonesia sendiri sejak lama menjadi pendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, bahkan secara konstitusional mengusung semangat anti penjajahan. Namun, pengakuan formal sebagai negara—seperti yang dilakukan beberapa negara Eropa—masih belum diumumkan secara eksplisit.
Dengan semakin banyaknya negara besar yang mengambil posisi, muncul pertanyaan dari publik: akankah Indonesia ikut mengambil langkah tegas di ranah diplomatik internasional?
Yang pasti, langkah Inggris—jika benar terjadi—bisa menjadi titik balik penting dalam perjuangan panjang rakyat Palestina untuk mendapatkan tempat yang layak di mata dunia.