portalbersama.com – Tangerang Selatan, 22 Desember 2024 – Yayasan Mitra Netra sukses menyelenggarakan Festival Matematika pertama di Indonesia untuk siswa tunanetra. Kegiatan yang dilaksanakan di kantor Mitra Netra ini diikuti oleh 40 siswa tunanetra dari berbagai jenjang pendidikan, mulai SD hingga SMA, baik dari sekolah reguler maupun sekolah khusus.
Festival ini, yang didukung oleh Liliane Fonds dan NLR Indonesia, bertujuan meningkatkan minat siswa tunanetra dalam mempelajari matematika. Dengan metode pembelajaran khusus dan alat peraga yang sesuai, para siswa tunanetra diajak memahami konsep matematika secara mendalam sekaligus menyenangkan.
Selama ini, banyak siswa tunanetra di sekolah reguler kesulitan mengikuti pelajaran matematika karena kurangnya penyesuaian metode pengajaran. Guru sering kali menganggap matematika sebagai mata pelajaran visual yang sulit diakses oleh siswa tunanetra. Hal ini berdampak pada lemahnya fondasi matematika mereka dan terbatasnya pilihan program studi di perguruan tinggi yang berhubungan dengan matematika, seperti teknik informatika atau statistik.
“Matematika sebenarnya adalah konsep yang bisa dipahami dengan pendekatan yang tepat. Dengan pemahaman logis dan analitis yang baik, siswa tunanetra dapat lebih kompetitif di dunia kerja,” ungkap Aria Indrawati, Kepala Bagian Humas Yayasan Mitra Netra.
Selama lebih dari 20 tahun, Yayasan Mitra Netra telah mengembangkan metode pembelajaran matematika yang sesuai untuk siswa tunanetra. Alat peraga sederhana seperti karton, lidi, atau styrofoam digunakan untuk menggantikan gambar visual. Selain itu, siswa tunanetra juga belajar simbol matematika Braille dan menggunakan perangkat seperti geo board untuk menggambar grafik.
Dalam festival ini, siswa dibagi ke dalam empat kelompok berdasarkan tema pembelajaran: geometri, bilangan, aritmatika, dan matriks. Mereka didampingi oleh fasilitator yang ahli dalam pembelajaran matematika untuk siswa tunanetra. Setelah belajar, siswa menyelesaikan proyek mini dan mengikuti kuis dengan hadiah menarik.
Mitra Netra juga memperkenalkan aplikasi MathMBC, perangkat lunak pertama di dunia yang mendukung pembelajaran matematika bagi tunanetra. Aplikasi ini dapat mengonversi tulisan matematika dari cetak ke Braille dan sebaliknya, sehingga mempermudah siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar.
“Festival ini membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, siswa tunanetra mampu memahami matematika dan bahkan menikmatinya,” ujar Lisda Fitriana Masitoh, salah satu fasilitator.
Festival Matematika ini menjadi langkah penting dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif di Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan berbagai pihak, diharapkan metode dan alat pembelajaran untuk siswa tunanetra semakin berkembang, membuka lebih banyak peluang pendidikan dan karier bagi mereka.