Madrasah Melek Teknologi: Pelatihan Microsoft Word Berbasis IMK Bangkitkan Percaya Diri Siswa Tsanawiyah

Pamulang, Tangerang Selatan – Semangat transformasi digital tidak hanya terjadi di sekolah-sekolah umum, tetapi juga merambah ke lembaga pendidikan berbasis keagamaan. Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul Anwar di Kabupaten Pandeglang menjadi saksi bagaimana teknologi dapat membuka wawasan baru bagi siswa-siswinya. Dalam sebuah program pelatihan bertajuk “Interaksi Manusia dan Komputer: Menguatkan Fundamental dan Pelatihan Microsoft Word untuk Siswa/i Madrasah Tsanawiyah”, puluhan siswa mendapat kesempatan belajar langsung mengenal dan menggunakan teknologi digital.

Program ini dilaksanakan selama beberapa hari dan dirancang dengan pendekatan Interaksi Manusia dan Komputer (IMK), sebuah pendekatan yang tidak hanya mengajarkan teknologi, tetapi juga menempatkan pengalaman pengguna—dalam hal ini siswa—sebagai pusat proses pembelajaran.

Melek Digital Dimulai dari Madrasah
Kegiatan pelatihan ini menjadi sangat penting karena berdasarkan pengamatan awal, sebagian besar siswa Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul Anwar belum memiliki pengalaman menggunakan komputer secara intensif, bahkan beberapa di antaranya belum pernah mengetik menggunakan keyboard. Kondisi ini mencerminkan masih lebarnya kesenjangan digital di lingkungan pendidikan madrasah.

“Selama ini kami belajar secara manual, menulis tangan, dan sedikit sekali menggunakan komputer. Pelatihan ini membuka wawasan saya bahwa komputer itu tidak sulit, justru bisa sangat membantu dalam belajar,” ujar Siti Aulia, siswi kelas IX yang sebelumnya mengaku hanya pernah melihat kakaknya menggunakan Microsoft Word di rumah.

Dengan antusiasme tinggi, siswa mengikuti rangkaian pelatihan mulai dari pengenalan antarmuka Microsoft Word, latihan mengetik, mengatur paragraf, menyisipkan gambar, hingga menyimpan dan mencetak dokumen. Pelatihan ini dilakukan secara bertahap dengan pendekatan learning by doing, sehingga siswa langsung terlibat dan mencoba setiap fitur secara nyata.

Interaksi Manusia dan Komputer: Pendekatan yang Ramah Siswa
Rangkaian kegiatan ini menggunakan prinsip Human-Computer Interaction atau Interaksi Manusia dan Komputer (IMK), yang menitikberatkan pada bagaimana pengguna (manusia) berinteraksi dengan sistem teknologi secara nyaman, efektif, dan efisien. Pendekatan ini dianggap cocok bagi siswa madrasah yang masih pemula dalam dunia digital.

“Dalam pelatihan ini kami tidak terburu-buru. Kami mulai dari hal yang paling dasar: menghidupkan komputer, membuka aplikasi, hingga mengetik nama sendiri. Saat siswa mulai percaya diri, baru kami naikkan ke pengaturan teks, paragraf, dan fitur-fitur lain,” jelas R. Ananda Pratama, fasilitator pelatihan sekaligus pengembang modul berbasis IMK.

Fasilitator menghindari penggunaan istilah teknis yang rumit, dan menggantinya dengan instruksi visual, praktik langsung, serta bantuan verbal yang komunikatif. Hasilnya, suasana pelatihan menjadi lebih menyenangkan, tidak kaku, dan membuat siswa lebih berani mencoba.

“Awalnya saya takut salah. Tapi ternyata kalau salah bisa di-undo, bisa dihapus. Akhirnya saya jadi berani mencoba sendiri. Sekarang saya sudah bisa buat jadwal pelajaran sendiri di Word,” kata Arif, siswa kelas VIII yang menunjukkan dokumen hasil karyanya dengan bangga.

Hasil Positif: Siswa Semakin Percaya Diri
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa mampu menyusun dokumen sederhana dengan format yang sesuai. Tidak hanya mampu mengetik, mereka juga bisa mengatur ukuran dan jenis huruf, membuat daftar berpoin, menyisipkan gambar, dan menyimpan dokumen di lokasi yang ditentukan. Beberapa siswa bahkan mencoba fitur tambahan seperti border, tabel, dan header.

Paparan Materi

Guru pendamping, Fitriyani, S.Pd., menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan dampak yang nyata dan terlihat langsung dalam cara siswa menyikapi teknologi.

“Sebelum pelatihan, banyak dari mereka ragu dan bahkan takut menyentuh komputer. Tapi sekarang mereka berebut untuk mencoba. Ini adalah bentuk perubahan sikap dan kepercayaan diri yang luar biasa,” katanya.

Ia menambahkan, program seperti ini sebaiknya rutin dilaksanakan dan menjadi bagian dari program madrasah agar keterampilan digital siswa dapat berkembang secara berkelanjutan.

Langkah Awal Menuju Madrasah Digital
Koordinator kegiatan menegaskan bahwa pelatihan ini hanyalah langkah awal dalam upaya membangun madrasah yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Kami berharap madrasah tidak lagi tertinggal dari sekolah umum dalam urusan digital. Justru dari madrasah-lah bisa lahir siswa-siswa yang religius sekaligus cakap teknologi,” ujar Ananda.

Rencana ke depan, pihak madrasah bersama tim pelatih akan mengembangkan pelatihan lanjutan seperti Microsoft Excel dan PowerPoint, serta mengintegrasikan keterampilan komputer dalam pembelajaran harian.

Menjembatani Kesenjangan Digital
Pelatihan ini menjadi contoh nyata bahwa dengan pendekatan yang tepat dan manusiawi, siswa madrasah pun mampu mengejar ketertinggalan dalam bidang teknologi. Interaksi Manusia dan Komputer bukan hanya konsep di ruang akademik, tetapi juga menjadi metode yang aplikatif dalam dunia pendidikan dasar dan menengah, khususnya di lingkungan madrasah.

Dokumentasi

Di tengah arus digitalisasi yang semakin cepat, langkah-langkah seperti ini penting untuk menjembatani kesenjangan, membuka akses literasi digital, dan membekali siswa dengan keterampilan abad 21 tanpa harus meninggalkan nilai-nilai keislaman yang menjadi ciri khas pendidikan madrasah.

Kegiatan oleh: Ketua Tio Andrian, Narasumber : Agus Budi Prasetyo, Instruktur : Khoirunnisya
Lokasi: Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul Anwar, Pamukang, Banten
Tanggal Pelaksanaan: 17 Mei 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Portal Bersama
Hallo Kakak!