Terapi Bekam atau hijama adalah sebuah metode pengobatan alternatif yang telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, terutama di Asia, Afrika, dan Timur Tengah, Jenis terapi ini sering kali digunakan untuk meredakan rasa sakit di bagian tubuh tertentu.
Terapi bekam alternatif yang dilakukan dengan cara mengeluarkan darah kotor atau bekuan darah dari dalam tubuh melalui proses penghisapan menggunakan alat khusus yang disebut bekam atau alat penghisap. Terapi bekam diyakini dapat membantu memperlancar peredaran darah, mengatasi masalah kesehatan seperti migrain, nyeri sendi, dan bahkan bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Namun, terapi ini juga memiliki risiko dan kontraindikasi tertentu, sehingga harus dilakukan oleh tenaga medis yang berkompeten dan dengan peralatan yang steril dan aman.
Manfaat Bekam?
- Meningkatkan sirkulasi darah
- Bekam membantu meningkatkan sirkulasi darah di tubuh, yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke.
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Bekam dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
- Mengurangi rasa sakit
- Bekam dapat membantu mengurangi rasa sakit pada beberapa kondisi medis seperti migrain, sakit punggung, dan nyeri sendi.
- Menghilangkan toksin dari tubuh
- Bekam dapat membantu menghilangkan toksin dari tubuh dan mempromosikan kesehatan umum.
- Mengurangi stres dan kecemasan
- Bekam diketahui dapat membantu meredakan stres dan kecemasan karena merangsang pelepasan endorfin dan meningkatkan sirkulasi darah.
Manfaat bekam sebagai metode pengobatan alternatif berbagai penyakit di atas berasal dari efeknya yang dapat melancarkan pembuluh darah, merangsang kinerja saraf, meningkatkan imunitas tubuh, dan membuat tubuh lebih rileks.
Meski demikian, mekanisme terapi bekam untuk mengobati beragam penyakit tersebut belum dapat dijelaskan secara mendetail. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan guna mengetahui dengan jelas efektivitas dan keamanan terapi ini.
Efek Samping Bekam?
- Luka bakar
- Memar
- Kelelahan
- Tegangan otot
- Mual
Biasanya, efek samping di atas terjadi selama terapi dilakukan dan segera menghilang setelahnya. Untuk bekas memar kemerahan yang muncul pada kulit, dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 10 hari.
Penyakit yang Tidak Boleh di Bekam?
- Penyakit kulit
- Orang yang menderita penyakit kulit seperti psoriasis, eksim, dan dermatitis tidak disarankan untuk melakukan bekam karena dapat memperburuk kondisi kulit dan menyebabkan infeksi.
- Gangguan pembekuan darah
- Orang yang menderita gangguan pembekuan darah seperti hemofilia atau thrombocytopenia tidak boleh melakukan bekam karena dapat menyebabkan pendarahan.
- Kehamilan
- Bekam juga tidak boleh dilakukan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan keguguran atau bahaya pada janin.
- Anak-anak dibawah 4 tahun
- Penyakit menular
- Bekam juga tidak boleh dilakukan pada orang yang menderita penyakit menular seperti hepatitis atau HIV karena dapat menyebar ke orang lain.
Selain itu, anda juga harus cermat dalam memperhatikan kebersihan alat-alat bekam yang digunakan untuk mencegah infeksi kulit dan penularan penyakit, seperti : hepatitis B, hepatitis C, dan HIV.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan bekam, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Bekam mungkin tidak cocok untuk semua orang, dan risiko dan manfaatnya perlu dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur ini.