Portalbersama.com-Saat ini, banyak remaja yang mulai mempelajari tentang penyakit mental atau yang biasa mereka sebut dengan “Mental Health”. Akan tetapi mereka mempelajari tentang penyakit mental ini hanya melalui internet saja, hal ini berdampak buruk terhadap kesadaran diri apabila remaja menjudge dirinya mengalami penyakit mental tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut ke ahli atau orang yang lebih profesional.
Apalagi banyak remaja ini menganggap bahwa penyakit mental ini terkesan hebat ataupun keren dan apabila mereka ekspose.
Apalagi banyak remaja ini menganggap bahwa penyakit mental ini terkesan hebat ataupun keren dan apabila mereka ekspose. Tren ini sering muncul di beranda media sosial dengan latar belakang monokrom dan diiringi dengan lagu-lagu sedih agar terlihat lebih dramatis dan melankolis. Mereka seakan-akan sedang berlomba-lomba menunjukkan kesedihan dan penderitaan mereka.
Sebelum kita membahas tentang tren ini lebih dalam, alangkah baiknya apabila kita mengetahui apa itu gangguan kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental atau yang biasa disebut mental illness adalah kondisi kesehatan yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, atau suasana hati seseorang. Ada banyak sekali jenis mental illness yang dapat dialami seseorang. Namun, yang biasanya cukup sering terjadi adalah gangguan kecemasan, kepribadian, gangguan makan, psikotik, suasana hati, stress pascatrauma, dan depresi.
Setiap orang mengalami penyakit mental yang berbeda beda, hal ini disebabkan karena berbeda penyakit mental dan juga tingkat keparahan dari penyakit mental tersebut. Sedih yang berlarut, ketakutan yang berlebihan, perubahan suasana hati yang sangat labil, munculnya pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri adalah beberapa gejala yang biasanya sering kali dialami oleh para penderita penyakit mental. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, di antaranya adalah faktor lingkungan, faktor biologis, dan faktor psikologis.
Kesehatan mental sangatlah penting bagi kesehatan tubuh kita. Tetapi, banyak dari remaja yang mengekspos mental illness atau penyakit mental mereka yang mereka self-diagnosis dengan menggunakan aplikasi seperti Google. Self-diagnosis adalah mendiagnosis atau mengklaim diri sendiri sebagai orang yang mengidap sebuah penyakit berdasarkan pengetahuan dan informasi yang didapatkan secara mandiri tanpa dibantu dengan orang yang lebih profesional.
Dan mencari informasi sendiri dengan menggunakan internet juga tidak dapat dianggap sepenuhnya valid, sebab tidak jarang diri kita sendiri kurang mengerti tentang diri kita dan kondisi sebenarnya yang kita alami dan cenderung melebih-lebihkan kondisi yang sedang kita alami. Self-diagnosis sangat tidak dianjurkan karena mungkin terjadinya diagnosis yang salah dan pengobatan yang tidak tepat.
Self-diagnosis juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental itu sendiri. Sebagai contoh, Anda belakangan ini sering merasa pusing. Kemudian, dari hasil pencarian Anda, mendapati bahwa sakit kepala yang sering kamu alami mengindikasi penyakit tumor otak. Oleh karena itu, Anda merasa khawatir dan stres yang berlebihan. Padahal, belum tentu Anda mengidap tumor otak, namun Anda sudah merasa sangat khawatir.
Dari hal ini kita mengetahui bahwa melakukan self diagnosis atau mengklaim diri mengidap suatu penyakit hanya berdasarkan informasi dari internet atau dari google saja hanya di anjurkan untuk sekedar memuaskan keingin tahuan saja, dan apabila kita ingin memastikan apakah kita terkena sebuah penyakit atau tidak, maka lebih di anjurkan untuk ke orang yang lebih ahli atau lebih profesional. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan diagnosis atau mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah lagi.
sumber :detik.com